Biografi Chairul Tanjung
Nama Chairul Tanjung muncul ke dalam jajaran konglomerat terkaya Indonesia. Pengusaha sukses ini pada 2018 telah dinobatkan sebagai satu dari sepuluh orang terkaya negeri ini. Namanya tentu sudah tidak asing lagi karena perjalanan hidupnya memberikan inspirasi bagi banyak orang. Tidak sedikit orang yang penasaran dengan biografi Chairul Tanjung tersebut.
Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil Chairul Tanjung
Chairul Tanjung memiliki latar belakang keluarga sangat berbeda dengan yang tampak saat ini. Lelaki yang lahir di Jakarta pada 16 Juni 1962 ini merupakan anak dari pasangan Abdul Gafar Tanjung dan Halimah. Ia lahir dengan enam bersaudara.
Lalu setelah menginjak dewasa ia menikah dengan Anita Ratnasari Tanjung. Kemudian dikaruniai dua orang anak bernama putri Indahsari Tanjung dan Rahmat DwiputraTanjung.
Masa kecil Chairul Tanjung sangat jauh dari gelimangan harta. Dulu, ayahnya kebetulan bekerja sebagai wartawan media cetak pada era Orde Lama. Kondisi keuangan keluarga Chairul Tanjung semakin buruk ketika perusahaan tempat ayahnya bekerja ditutup pemerintah saat itu.
Keadaan ekonomi yang susah membuat keluarga Chairul Tanjung memutuskan untuk menjual rumah guna mencukupi kebutuhan. Mereka pun tidur di suatu losmen kecil dan penuh sesak. Tekanan tersebut tidak lantas membuat semangatnya menurun.
Pendidikan Chairul Tanjung
Pendidikan dasar Chairul Tanjung ditempuh di Sekolah Dasar Van Lith Jakarta. Kemudian, ia melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Van Lith juga. Lulus dari SMP, Chairul melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Jakarta.
Pada tahun 1981, ia lulus dan melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Gigi UI. Ia berhasil meraih gelar sarjana pada 1987. Tidak berhenti di situ, ia pun melanjutkan jenjang magister di Institut Pendidikan serta Pembinaan Manajemen pada 1993.
Chairul Tanjung adalah pemuda yang berprestasi. Karena kecerdasan dan keteladannya, ia berhasil terpilih sebagai mahasiswa teladan Nasional tahun 1984 sampai 1985.
Belajar Bisnis Sejak Kuliah
Chairul Tanjung telah memulai bisnis sejak di bangku kuliah. Awalnya, ia berjualan untuk membiayai kuliahnya. Mulai dari jualan buku kuliah hingga berjualan kaos dan membuka jasa fotokopi.
Selain berjualan buku dan kaos, Chairul Tanjung juga pernah membuka toko yang menjual alat kedokteran serta alat laboratorium. Namun, karena suatu hal bisnis tersebut bangkrut.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia, Chairul Tanjung mulai fokus merintis bisnis. Awalnya, ia membuka bisnis ekspor sepatu anak. Ia menjalankan bisnis ini bersama tiga orang temannya. Bisnis yang dinamai PT Pariarti Shindutama ini menghabiskan modal 150 juta yang dipinjam dari bank.
PT yang didirikan pada 1987 tersebut lambat laun mulai memberikan hasil memuaskan. Bahkan, pernah mendapatkan pesanan dari Italia sebanyak 160 ribu pasang sepatu. Akan tetapi, pada akhirnya Chairul Tanjung memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang telah dibangun tersebut lantaran problem internal.
Membangun dan Mendirikan CT Corp
Pada tahun 1987, Chairul Tanjung mendirikan bisnis sendiri yang diberi nama Para Group yang kini berganti nama menjadi CT Corp. Karena telah memiliki jaringan cukup luas, bisnis ini mampu berkembang dengan sangat pesat.
Bahkan, perusahaan ini mampu membeli Bank Karman yang pada tahun 1996 yang saat ini namanya berubah menjadi Bank Mega. Tidak hanya itu, Chairul Tanjung juga berhasil membuka bisnis toko di Bandung Supermall. Menariknya lagi, Chairul Tanjung juga berhasil membeli Bank Tugu yang kini menjadi Bank Mega Syariah Indonesia. Di tangannya, Bank Mega perlahan-lahan mulai menguntungkan.
Akhirnya, pada 2001 bank tersebut basil menawarkan saham di Bursa Efek Jakarta. Berikutnya, Bank Mega pun menjadi tulang punggung Para Group.
Pendiri Trans TV
Chairul Tanjung tidak hanya berhasil di sektor keuangan, namun juga mendirikan bisnis media. Ia pun mendirikan Trans TV. Pada Agustus 1998, salah satu stasiun televisi swasta Nasional ini mendapat izin siaran. Kemudian, pada 2006 perusahaannya berhasil mengakuisisi TV7 milik kompas Gramedia. Sejak saat itu, nama Trans TV berubah menjadi Trans7.
Lalu, Chairul Tanjung kemudian memisahkan perusahaannya di sektor media pada tahun 2013 dengan mendirikan Trans Media. Lalu, di tahun 2018 Trans Media melalui Trans7, Trans TV dan Trans Vision mendapat hak siaran Piala Dunia di negeri ini.
Chairul Tanjung terus memajukan bisnisnya di media, salah satunya dengan bekerja sama dengan SM Entertainment yang merupakan salah satu agensi terbesar untuk Kpop Korsel.
Komitmen Seorang Chairul Tanjung
Chairul Tanjung tidak hanya sukses berbisnis di sektor bank dan media, tetapi juga merambah ke aneka usaha lain seperti asuransi dan pembiayaan. Di samping itu, ia juga membuka usaha di bidang properti. Itulah yang membuat Para Group milik Chairul Tanjung menjadi perusahaan konglomerat di Indonesia.
Ia adalah sosok yang memiliki semangat serta komitmen tinggi. Menurutnya, pebisnis haruslah memiliki target kelas dan pantang menyerah. Prinsip ini harus tetap menjadi pegangan sekalipun dalam keadaan sulit.
Komitmen seorang Chairul Tanjung dapat dilihat dari bagaimana ia menghadapi krisis 1998. Kala itu, mayoritas pengusaha memindahkan investasi ke Singapura. Namun, ia tetap bertahan di Bank Mega.
Namun, hal itu bahkan bisa membuat Bank Mega mampu meminjamkan uang ke bank lain saat ekonomi Indonesia sedang tidak stabil. Salah satunya adalah Bank BCA milik Salim Group dengan total pinjaman mencapai 1,3 triliun rupiah.
Ternyata, dari kejadian 1998 dan komitmennya untuk tetap berinvestasi di Indonesia berhasil memberinya jalan untuk bekerja sama dengan Salim Group dalam pengelolaan proyek Batam dan Singapura.
Di samping itu, juga bekerja sama dengan Sinar Mas Group. Tidak hanya itu, Chairul Tanjung juga berhasil membeli mayoritas saham Astra serta mengakuisisi mayoritas saham Carefour Indonesia yang bernilai 40%.
Jumlah Kekayaan Chairul Tanjung
Chairul Tanjung masuk dalam kategori 10 orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes. Di tahun 2017, ia bahkan menduduki posisi ke enam dari 286 orang terkaya di Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan lantaran Para Group yang ia dirikan telah menggurita dan sukses di masing-masing cabangnya.
Kekayaan Chairul Tanjung diperkirakan sebesar $4,9 Miliar Dollar. Jika dihitung dalam rupiah, nominalnya sekitar Rp. 65.3 triliun rupiah.
Selain sukses dalam dunia bisnis, Chairul Tanjung juga pernah menjadi Menko Perekonomian pada 2014 saat masa kepemimpinan presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Tidak hanya itu, ia juga terjun di dunia pendidikan. Salah satunya dengan menjadi guru besar di Universitas Airlangga.
Ia juga ikut andil dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan bidang olahraga dengan menjadi ketua umum PBSI. Akan tetapi, mayoritas waktunya ia gunakan untuk mengelola bisnis di CT Corp.
Dari sepenggal biografi Chairul Tanjung dan perjalanan hidupnya, Kita menjadi tahu bahwa kesuksesan tidak bisa didapat dengan mudah. Ada banyak hal yang harus dikorbankan dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Chairul Tanjung tidak berasal dari keluarga yang terpandang. Namun, kegigihannya telah merubah nasib dan kini ia menjadi orang terdepan sebagai sosok terkaya negeri ini.